Langsung ke konten utama

Sejarah Panjang Amtsilati

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad, bismillahirrohmanirrohim semoga tulisan ini bermanfaat bagi seluruh pembaca, orang yang menyebarkan dan kepada beliau guru kita semua, aaamiin. Perkenalkan nama saya Muhamad Ilham, Guna memenuhi hasrat pembaca agar lebih mudah memahami sejarah “Metode Amtsilati Belajar Kitab Kuning” disamping amanah untuk mengerjakan tugas SPI. Maka saya akan mencoba mencari sumber ke sumber yang lain guna terwujud apa yang kami cita-citakan. sekian terima kasih
Sejarah lahirnya AMTSILATI “metode cepat belajar kitab kuning” 
Contoh kitab kuning
Fathul Qorib
Kitab kuning adalah buku yang bertuliskan Bahasa arab dan bahkan tanpa harokat sama sekali, maka perlu ilmu bidang khusus yang mempelajarinya, ilmu tersebut bernama ilmu alam, yaitu ilmu yang terdiri dari ilmu Nahwu dan ilmi Shorof.
Dengan begitu, di jaman sekarang ini telah muncul banyak berbagai kitab yng mempelajari tentang ilmu alam tersebut. Dari yang tulisan seperti “Al-jurumiyah”, yang bernadzam seperti “imrithi”, dan penjabaran luas seperti kitab “mutammimah”.
Masalah tersebut kemudian di rasakan dan di dengar oleh seseorang yang mana merasa kesusahan, karena sebelum mondok hanya mengenyam pendidikan umum, yang porsi belajar agamanya sedikit, bahkan ilmu alat pun minim sekali, dari pertama mondok pun beliau belum sangat paham alfiah itu apa, baru setelah kelas dua lebih beliau dikit demi sedikit memahami apa itu alfiah. Dari 1002 bait yang sanagt dipahami olh beliau menarik kesimpulan bahwasanya tidak harus seluruh alfiyah di gunakan terus menerus, sekitar 100-200 bait yang menjadi pokok dan selainnya adalah penyempurna.
Setelah lulus dari pondok, beliau berinisiatif mendirikan majlis ta’lim di sekitar rumah beliau bersama dengan teman mondok beliau yng berjumlah 4 orang, yng memang sedang nyambi bekerja serabutan di sekitaran jepara, sedangkan pembelajaran sendiri bertempat di rumah tetangga yang di pinjamkan untuk di diami para santri beliau, santri  beliau waktu itu berkisar dari 50-100 anak-anak kecil.

Mbah salman pengasuh
Ponpes popongan, Klaten
Namun tak berlangsung lama, beliau kyai taufiq merasa kurang dengan ilmu yng waktu itu beliau miliki, kemudian beliau beranghkat ke pondok oesantren Al-manshur Popongan, Klaten, Jawa Tengah, asuhan KH.Salman Ad-Dahlawi seorang mursyid Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah. Seminggu setelah keberangjatan ke pondok beliau mendapat berita bahwa ayah beliau meninggal dunia, dan beliau tidak pulang karena thoriqoh tidak boleh pulang sebelum tuntas. Dipondok beliau juga ikut laden ndalem, dan bertekad tidak pulang sebelum khatam tuntas mengkaji tarekatnya. Namun thoriqoh yang biasanya ditempuh selama lima tahun, beliau kiai taufiq menyelesaikan seluruhnya hanya dengan serratus hari telah di nyatakan lulus oleh kiai salman pengasuh ponpes Popongan tersebut. Beliau pun pulang ke rumah, tetapi majlis ta’lim yang didirikan dulu telah bubar, waktu itu belum ada aktifitas sama sekali yang di lakukan beliau, suatu ketika ada tetangga yang tak sadarkan diri, dan dibacakanlah ayat kursi oleh beliau seketika sadar, dari kejadian itu nama beliau mulai sedikit demi sedikit di kenal masyarakat sekitar dan anak” yng dlu ngaji mulai berangkat lagi, untuk memfasilitasi seleruh aktifitas tersebut, beliau memutuskan membongkar dan di bangunlah gubuk-gubuk di sekitar bekas rumah beliau, guna kegiatan pembelajaran lebih efektif dan pengobat mendapat perawatan yang lebih layak, itulah cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren DARUL FALAH, sampai akhirnya beliau mendengar dan terinspirasi metode Qiraati yang mana mengupas tuntas tentang cara cepat membaca alqur’an yang berhorakat

Kurang lebih 18 tahun silam, akhirnya lahirlah penjawab dari keresahan beliau, yang beliau karang sendiri yang bernama “AMTSILATI” metode cepat belajar kitab kuning untuk pemula dengan target memahami dan menghapal seluruh materi dalam kurun tiga sampai enam bulan pembelajaran tatap muka, dengan secara intensif. Hasil gemilang tersebut di poreleh setelah berpayah payah menjalani berbagai ijazah, tirakat, restu dan ridho guru, beliau berkeyakinan bahwa dengan begitulah Allah akan memberikan kemudahan kepadanya. “Mulai tanggal 27 rajab 2001, saya banyak merenung dan bermujahadah. Dan dalam thoriqoh yang saya anut ada satu do’a khusus yang jika dilakukan secara ikhlas insyaallah allah pasti memberikan jalan keluar permaslahan seberat apapun dalam jangka waktu 4 hari. Setiap hari saya lakukan dan baca mujahadah terus menerus samapai pada tanggal 17 ramadhan yang bertepatan dengan Nuzulul Qur’an” tutur beliau.
Saat semua proses itu, beliau sesekali berziarah ke Mbah Mutamaqqin Kajen Pati, disitu pula ketika berziarah beliau seakan-akan di datangi atau berjumpa dengan syekh ahmad mutamaqqin(sesepuh kajen/guru beliau), syekh Bahauddin An-naqsabandi(pendiri thoriqoh An-naqsabandi), dan Imam Ibnu Malik(pengarang kitab alfiyah Ibnu Malik) dalam keadaan setengah tidur dan setengah sadar hingga muncullah dorongan yang sangat kuat untuk terus melanjutkannya.
KH. Taufiqul hakim, pengasuh
Ponpes Darul Falah

Beliau adalah guru kami semua, yang tanpa pamrih megajar dan memberi kami pengalaman yang sangat di butuhkan kelak kemudian hari ketika kami keluar dari kandang untuk menjadi macan yang menguasai wilayahnya. Yaitu KH. Taifiqul Hakim yang berasal dari Desa Sidorejo Kec. Bangsri Kab. Jepara Jawa Tengah, dan juga sebagai Pengasuh Pondok Pesantren DARUL FALAH. “semoga beliau dan seluruh dzuriah sehat wal afiat  dan di berikan umur yang panjang serta barokah, AAAMIIN”.

Kitab yang dikhatamkan selama tiga sampai enam bulan tersebut sangat mngagumkan bahkan mengejutkan beberapa golongan, bahkan jika hanya mendengarnya saja pasti tidak akan percaya, karena disisi lain ada yang harus bertahun tahun guna memahami kitab kuning, sedangkan AMTSILATI sendiri hanya butuh waktu tiga sampaai enam bulan saja. Dalam memperkenalkan Amtsilati, beliau tidak hanya berpresentasi teori, beliau juga serta menyertakan bukti dari hasilnya, beliau mengajak santri yng masih SD dan di uji di depan peserta dan bahkan menyilahkan peserta untuk mengajukan redaksi pembahasan.
Semoga cukup dengan apa yang telah kami utarakan dalam tulisan ini, insyaallah setelah ini akan membahas tentang sejarah hidup Pengasuh Pondok Pesanten DARUL FALAH. Semoga bermanfaat bagi kita semua kurang lebihnya mohon maap yang sebesar-besarnya, dan terima kasih kepada seluruh sumber yang telah bersudi kita korek informasi tentang beliau. Akhir kata.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Komentar